Sunday 16 August 2020

Ransiki Dari Papua Cokelat Rasa Emas

Cokelat Ransiki Asli dari Papua Barat yang Unik dan Umami Rasanya

 Papua tidak hanya menyuguhkan pemandangan yang mempesona saja. Papua pun menjadi penghasil cokelat lokal yang enak dari Tanah Ransiki.Cokelat Ransiki 72% berasal dari perkebunan seluas 1.600 hektar yang dikelola oleh Koperasi Petani Cokran “Eiber Suth” di Distrik Ransiki, Manokwari Selatan, Papua Barat. Cokelat Ransiki menyampaikan cerita unik kekayaan alam Indonesia, khususnya alam Papua Barat dengan keanekaragaman hayatinya.Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani menjelaskan, Papua Barat dengan kekayaan keanekaragaman hayati dan budayanya adalah surga kecil yang jatuh ke bumi. Ini bisa dirasakan dalam cita rasa khas cokelat dari surga (chocolate of paradise) Ransiki 72%.”Di Papua Barat banyak potensi kekayaan alam yang dikembangkan. Ada kakao juga pala di Fakfak. Ini diharapkan bisa dilirik sebagai investasi bisnis ramah lingkungan untuk masyarakat Papua Barat,” ucapnya di Grand Indonesia.


Menurutnya, cokelat Ransiki adalah bukti perubahan strategi dalam upaya mengembangkan komoditas unggulan daerah di Papua Barat. Pasar dunia pun sebenarnya sudah melirik kelezatan cokelat asli Tanah Papua tersebut.Sesuai dengan rencana pemerintah daerah, Distrik Ransiki akan dikembangkan sebagai pusat pengembangan kakao berkelanjutan yang dikelola menggunakan prinsip-prinsip ekonomi hijau.Sebelumnya, cokelat Ransiki pernah disuguhkan dalam acara Gala Dinner Conservation International dengan Majalah ELLE yang bertemakan “Women on Mission” pada tanggal 8 Juni 2019 di Los Angeles, California, Amerika Serikat. Ada 400 batang cokelat Ransiki 72% pertama kali diperkenalkan kepada publik.Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Triawan Munaf, mengakui lezatnya cokelat Ransiki yang memiliki citarasa berbeda. Bahkan rasanya lebih enak dari cokelat Belgium yang sudah diakui dunia.


“Kita sama-sama dikenalkan produk yang bukan saja modern, serta diolah secara scientific untuk dapat cokelat berkualitas baik. Produk cokelat Ransiki ini saya rasakan sendiri. Saya penggemar cokelat, ini enak sekali,” tutur Triawan, pada kesempatan sama.Dia menjelaskan, dunia kuliner di era ekonomi kreatif ini harus dikembangkan. Terlebih, bisnis cokelat Ransiki dinilai mulia dan harus dilakukan sejak lama.Ada 4.000 hektar lahan di Papua Barat, berpotensi menghasilkan cokelat Ransiki yang lezat. Ini bisa menjadi pendapatan bagi petani cokelat di sana.”Mari kita tingkatkan nilai bisnis ini semaksimal mungkin. Tentu harus ada koordinasi pemerintah daerah. Industri kopi, cokelat, serta kuliner lainnya berkembang seperti indahnya burung Vogelkop Superb Bird of Paradise, yang mana habitatnya di area perkebunan cokelat Ransiki,” terangnya.


Pemilik Pipiltin Cocoa Tissa Aunilla menjelaskan, cita rasa cokelat Ransiki ini sangat lezat. Saat digigit, rasa umami sungguh terasa di seluruh bagian lidah.”Waktu pertama kali tahu, cokelatnya coba kita roast. Waktu dimakan rasanya luar biasa enak, rasanya umami, creamy, nutty, tidak pahit. Padahal ini dimakan murni tanpa ada tambahan bahan apapun,” ucap Tissa.Dia menambahkan, ternyata memilih cokelat berkualitas baik dan enak, tidak cuma cenderung pahit saja. Justru cokelat yang bagus identik tidak pahit, walaupun kadar kemurnian cokelatnya besar.”Dari berbagai daerah, banyak cita rasa cokelat enak. Kami makan cokelat Ransiki, cokelatnya lezat. Justru ini cokelat yang bagus, tidak pahit dan berkualitas,” pungkasnya.